Tuesday, March 26, 2013

Filsafat Rudolf Carnap

Halo reader... Sekarang gua mau share tugas gue yee..




Biografi Singkat Rudolf Carnap
Rudolf Carnap adalah seorang filsuf kebangsaan Jerman, namun kemudian berkebangsaan Amerika serikat. Dia adalah salah seorang filsuf besar dari abad ke duapuluh. Filsafatnya menganut Positivisme logis.
Carnap lahir pada tahun 1891 di barat laut jerman. Sebagai pemuda dia suka melihat ibunya menulis biografi mengenai ayahnya-kakek Carnap. Seakan ibunya itu melakukan aktivitas magis menaruh pikiran ke dalam kertas. Setelah ayahnya meninggal pada 1898 dia dan keluarganya pindah ke Barmen Carnap sekolah di gymnasium.
Setelah lulus dari Universitas Jena dia mengajar di Universitas Wina. Dia menjadi pemimpin Lingkaran Wina yang menganut Positivisme logis. Ketika Nazi berkuasa dia terpaksa kabur ke Amerika serikat. Setelahnya dia berganti kewarganegaraan Amerika Serikat. Dia mengajar di beberapa tempat seperti Universitas Chicago, Institut Advanced Studies di Princeton dan Universitas California
Pemikiran Filsafat Rudolf Carnap
Menurut Carmap sebuah kenyataan harus berdasarkan verifikasi dan konfirmasi. Prinsip verifikasi ini menyatakan bahwa suatu pernyataan adalah bermakna jika ia dapat diuji dengan pengalaman dan dapat disahkan dengan pengamatan (observation). Hasil dari prinsip ini, falsafah tradisional haruslah ditolak, kerana ungkapan-ungkapannya melampaui pengalaman, termasuk dalam teologi dan metafisik pada umumnya.
Menurut Carnap, ilmu (science) adalah sebuah sistem pernyataan yang berasaskan pada pengalaman secara langsung, dan disahkan melalui penyelidikan (eksperimen). Pengesahan dalam ilmu bukanlah pernyataan tunggal, tetapi termasuk sistem dan subsistem pernyataan tersebut. Pengesahan didasarkan atas “pernyataan protokol” (protocol statements). Istilah dipahami sebagai pernyataan yang termasuk protokol dasar atau catatan secara langsung dari suatu pengalaman yang dilalui secara langsung pula.
Carnap menggunakan logika terapan atau teori pengetahuan melalui cara-cara analisis logikal untuk menjelaskan kognitif pernyataan-pernyataan ilmiah dan makna dari istilah-istilah yang dipakai dalam pernyataan tersebut sehingga didapati hasil positif dan negatif. Atau dengan kata lain serangkaian kata-kata adalah tanpa makna jika ia bukan merupakan sebuah pernyataan di dalam bahasa yang spesifik.
Menurut Carnap, suatu pernyataan disebut sebuah pseudo-statements(pernyataan semu) apabila ia melanggar aturan-aturan logika syntax dari pembuktian empirik. Suatu pernyataan metafisik harus ditolak atas dasar logika formal, kerana ia melanggar aturan-aturan logical syntax, bukan karena subjek utamanya adalah metafisik. Pernyataan metafisik harus ditolak karena ia metafisik, bertentangan dengan kriteria empirik. Penolakan terhadap metafisik oleh Carnap lebih ditujukan pada persoalan verifikasi, yaitu bahwa pernyataan metafisika tidak dapat menghindarkan diri dari pernyataan yang non-verifiable (tak dapat diverifikasi).
Menurut Carnap, pernyataan-pernyataan metafisik menggunakan bahasa ekspresi (perasaan), sehingga tidak dapat disahkan dan tidak dapat diuji dengan pengalaman. Carnap memang membenarkan dua fungsi bahasa, iaitu fungsi ekspresif dan fungsi kognitif atau representatif. Dalam fungsi ekspresif (perasaan), bahasa merupakan ungkapan atau pernyataan mengenai perasaan, sebagai ucapan keadaan hati, jiwa dan memiliki kecenderungan baik kepada tetap ataupun sementara untuk bereaksi.

abis nemuin yang versi ringkas check it out 


Paradigma Logika Rudolf Carnap
1. Verifikasi dan Konfirmasi Prinsip pokok dari positivisme logis adalah prinsip verifikasi yaitu suatu proposisi ( pernyataan ) adalah bermakna apabila ia dapat rugi dengan pengamatan ( observasi ). Menurut Carnap, ilmu ( science ) adalah sebuah sistem pernyataan yang didasarkan pada pengalaman dan dikontrol oleh verivikasi eksperimental. Berkaitan denagn verifikasi ini, Carnap membedakan 2 tipe hukum dalam ilmu alam yaitu, hukum-hukum empiris dan hukum – hukum teoritis. - Hukum Empiris adalah hukum – hukum yang dapat dikonfirmasikan langsung dengan observasi-observasi empiris. - Hukum toritis disebut pula sebagai hukum – hukm abstrak atau hipotesis. Hukum – hukum empiris dijabarkan dari teori yang diketahui dan dikonfirmasi. Apabila hukum empiris dikonfirmasi, maka ia memberikan konfirmasi tidak langsung terhadap hukum teori. Setiap konfirmasi suatu hukum, baik empiris ataupun teoritis tak pernah lengkap dan absolut. Pengkonfirmasian baik dari hukum empiris maupun teoritis, pada gilirannya akan membawa kepada klasifikasi pada tingkatan konfirmasi itu sendiri, apakah memiliki makna atua tidak. Klasifikasi menurut Carnap, dibagi 3 bagian :
 1. Klasifikasi sebagai definisi konsep tingkat konfirmasi ( degree of confirniation).
 2. Kalsifikasi dari konstruksi seluruh sistem logika induksi.
 3. kalsifikasi konsep probalitas. Menurut Carnap hukum empiris dan hukum teoritis akan sampai pada “ kesatuan hukum “ ilmu yaitu “ konstruksi sitem homogen untuk keseluruhan “ ilmu. Sedangkan yang dimaksud ‘ keseluruhan bahasa “ dalam ilmu ( alam ) yaitu suatu reduksi umum yang menjadi dasar bagi istilah – istilah dari cabang ilmu dan homogen dalam pengertian bahasa benda fisika.

2. Eliminasi Metafisika Dalam pandangan positivisme logis metafisika adalah tidak bermakna karena ia menyajikan proposisi ( statement ) yang disebut Carnap “ pseudostatements “ yaitu apabila melanggar aturan –aturan sintaksis logika dari pembuktian empiris. Penolakan Carnap terhadap metafisika karena metafisika tidak dapat menghindarkan diri dari pernyataan-pernyataan “ non-veriable ( tidak dapat diverifikasi ). Pernyataan –pernyataan metafisika sebagai ekspresi bahasa menuruit Carnap, Metafisika tidak diverifikasi, sehingga sebenarnya tiodak dapat diuji dengan pengalaman.

 4. Saintisme : United Science Dengan fisikalisme, Neurath mengajukan prinsip kesatuan ilmu. Prinsip ini menyatukan bahwa semua ilmu – ilmu empiris secara fundamental adalah satu dan terbagi cabang. Cabangnya yang secara praktis ada dalam alam. Prinsip ini diarahkan terutama untuk menghadapi pembedaan antar ilmu –ilmu alam dan “ geisteswissens-chaften “ ( ilmu – ilmu sosial dan humaniora ). Carnap menerima prinsip ini dalam bentuk tesis bahwa keseluruhan bahasa ilmu dapat dikontruksi atas dasar fisika-listik. C. Implikasi Bahasa Positivisme Logis Bagi Kebermaknaan Menurut Positivisme logis dari pemikiran Carnap, propinsi – propinsi ( pernyataan – pernyatan ) disebut bermakna apabila dapat diverifikasi dengan pengamatan ( observasi ) indrawi. Pernyataan ini akan memunculkan pertanyaan – pertanyaan yang perlu dicermati untuk melihat kebermaknaan pernyataan – pernyataan dari agama itu sendiri. Tuhan hadir dan bermakna bagi kehidupan umat manusia yang mengimaninya. Namun apabila kita mengikuti prinsip verfikasi kaum positiovisme logis, kepercayaan terhadap Tuhan akan memilki makna apabila ia dapat diuji secara empiris. Jika prinsip ini diterapakan, maka pastilah akn terjebak pada pernaytaan atheis yang pada gilirannya akan menyatakan bahwa memang “ Tuhan tidak Ada “, sehingga Tuhan ada atau tidak ada tidak punya makna apa – apa.


Berat yee bahasanya..gua bingung nih tugas selanjutnya disuruh ngehubungin pemikiran si Rudolf Carnap ama Filsafat Pancasila... gimana kelanjutannya ya..

No comments: