4.1 TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR
PERUSAHAAN
Pendapatan diakui ketika pendapatan tersebut direalisasi,
yaitu ketika pendapatan tersebut diperoleh. Dari sudut pandang entitas yang
dikonsolidasikan, pendapatan yang diperoleh harus berasal dari penjualan kepada
entitas luar (pihak luar). Pendapatan atas penjualan antara
perusahaan-perusahaan afiliasi tidak dapat diakui sampai barang tersebut dijual
keluar dari entitas yang dikonsolidasikan.
4.1.1 Eliminasi Pembelian dan Penjualan Antar
Perusahaan
Penjualan dan pembelian antar perusahaan afiliasi dieliminasi
dalam proses konsolidasi untuk melaporkan penjualan dan pembelian (atau harga
pokok penjualan) kepada entitas luar. Berikut contoh transaksi eliminasi
pembelian dan penjualan antarperusahaan afiliasi.
Contoh Kasus 1,
Fren Corporation mendirikan sebuah anak
perusahaan, Smart Company pada tahun 2006 untuk menjual lini produk Fren
Corporation. Semua pembelian Smart berasal dari Fren dengan harga 20% di atas
harga perolehan Fren. Selama tahun 2003 Fren membeli barang dagang dari entitas
lain sebanyak Rp 20.000.000 dan menjual barang dagangan senilai Rp 20.000.000
tersebut kepada Smart dengan harga Rp 24.000.000, dan Smart menjual semua
barang dagangannya pada para pelanggannya dengan harga Rp 30.000.000, ayat
jurnal yang berhubungan dengan barang dagangan dicatat dengan buku terpisah Fren
dan Smart adalah sebagai berikut:
PEMBUKUAN
FREN ( dalam ribuan )
Persediaan
(+A)
Hutang dagang (+L)
Untuk mencatat pembelian kredit dari entitas lain
|
Rp 20.000
|
Rp 20.000
|
Piutang Usaha – Smart (+A)
Penjualan (R, +SE)
Untuk mencatat penjualan antar perusahaan kepada Smart
|
Rp 24.000
|
Rp 24.000
|
Harga pokok penjualan (E, -SE)
Persediaan (-A)
Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada Smart
|
Rp 20.000
|
Rp 20.000
|
PEMBUKUAN
SMART ( dalam ribuan )
Persediaan
(+A)
Hutang dagang (+L)
Untuk mencatat pembelian antarperusahaan dari Fren
|
Rp 24.000
|
Rp 24.000
|
Piutang Usaha (+A)
Penjualan (R, +SE)
Untuk mencatat penjualan kepada entitas lain
|
Rp 30.000
|
Rp 30.000
|
Harga pokok penjualan (E, -SE)
Persediaan (-A)
Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada entitas lain
|
Rp 24.000
|
Rp 24.000
|
Pada akhir tahun 2006, penjualan
Fren termasuk yang dijual ke Smart, adalah Rp 24.000.000 dan harga pokok
penjualannya termasuk harga barang dagangan yang ditransfer ke Smart sebesar Rp
20.000.000. Penjualan Smart termasuk penjualan barang dagang kepada entitas
lain, Rp 30.000.000 dan harga pokok penjualannya sebesar Rp 24.000.000. Karena
Fren dan Smart dianggap sebagai entitas tunggal untuk tujuan pelaporan,
penjualan dan harga pokok penjualan gabungan disajikan terlalu besar sejumlah
Rp 24.000.000. Kelebihan tersebut dieliminasi dalam kertas kerja konsolidasi.
Eliminasi kertas kerja adalah sebagai berikut: (dalam ribuan)
|
Fren
|
100% Smart
|
Penyesuaian dan Eliminasi
|
Konsolidasi
|
|
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba kotor
|
Rp 24.000
20.000
Rp 4.0000
|
Rp 30.000
24.000
Rp 6.000
|
a.
24.000
|
a.
24.000
|
Rp 30.000
20.000
Rp 10.000
|
Eliminasi kertas kerja tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi karena jumlah
eliminasi penjualan dan harga pokok penjualan adalah sama, dan gabungan laba
bruto sama dengan laba bruto konsolidasi. Selain eliminasi pos laba untuk
perusahaan, eliminasi piutang dan hutang antar perusahaan harus dilakukan dalam
proses konsolidasi.
4.1.2 Eliminasi Laba yang Belum Realisasi dalam Persediaan
Akhir
Entitas konsolidasi merealisasikan dan mengakui laba atas
penjualan antar perusahaan afiliasi pada saat barang dijual kepada entitas
luar. Persediaan akhir perusahaan afiliasi pembeli mencerminkan laba dan rugi
atas penjualan antar perusahaan karena persediaan tersebut lebih mencerminkan
harga transfer perusahaan. Contoh transaksi eliminasi laba yang belum direalisasi
dalam persediaan akhir masih melanjutkan kasus 1 diatas.
Contoh Kasus 2,
Selama tahun 2007 Fren membeli
barang dagang dari entitas lain sebanyak Rp 30.000.000 dan menjual barang
dagang senilai Rp 30.000.000 tersebut kepada Smart sehargaRp 36.000.000. Smart
menjual barang dagangnya sebanyak Rp 30.000.000 kepada para pelanggannya dengan
harga Rp 37.500.000. Ayat jurnal yang berhubungan dengan transfer barang
dagang antar perusahaan selama tahun 2007 adalah sebagai berikut:
PEMBUKUAN
FREN
( dalam ribuan )
Persediaan
(+A)
Hutang dagang (+L)
Untuk mencatat pembelian kredit dari entitas lain
|
Rp 30.000
|
Rp 30.000
|
Piutang Usaha – Smart (+A)
Penjualan (R, +SE)
Untuk mencatat penjualan kepada Smart
|
Rp 36.000
|
Rp 36.000
|
Harga pokok penjualan (E, -SE)
Persediaan (-A)
Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada Smart
|
Rp 30.000
|
Rp 30.000
|
PEMBUKUAN
SMART ( dalam ribuan )
Persediaan
(+A)
Hutang dagang (+L)
Untuk mencatat pembelian antarperusahaan dari Fren
|
Rp 36.000
|
Rp 36.000
|
Piutang Usaha (+A)
Penjualan (R, +SE)
Untuk mencatat penjualan kepada entitas lain
|
Rp 37.500
|
Rp 37.500
|
Harga pokok penjualan (E, -SE)
Persediaan (-A)
Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada entitas lain
|
Rp 30.000
|
Rp 30.000
|
Penjualan Fren tahun 2007 kepada
Smart Rp 36.000.000 dan harga pokok penjualannya mencerminkan harga pokok
dagangan yang ditransfer kepada Smart sebesar Rp 30.000.000, Penjualan Smart
tahun 2007 sebesar Rp 37.500.000 terdiri dari barang dagang yang diperoleh dari
Fren, dan harga pokok penjualannya sebesar Rp 30.000.000 dari Rp 36.000.000
harga transfer barang dagangan yang diperoleh Fren. Hal ini sama dengan Rp
30.000.000/Rp 36.000.000 atau 5/6. Sisa barang dagang yang diperoleh dari Fren
tahun 2007 tetap ada dalam persediaan Smart pada tanggal 31 Desember 2007
dengan harga transfer Rp 6.000.000, termasuk laba yang belum direalisasi
sebesar Rp 1.000.000 ( berasal dari sisa laba 1/6 x Rp 6.000.000).
Jurnal eliminasi dalam kertas kerja oleh Fren Corporation adalah
sebagai berikut :
- Penjualan
resiprokal (dari Fren ke Smart), yaitu penjualan sebesar Rp 36.000.000
Jurnal eliminasi yang dibuat :
Penjualan
Rp 36.000.000
Harga pokok penjualan
Rp 36.000.000
- Laba
yang belum direalisasi, pada persediaan akhir tahun masih tersisa sebesar
Rp 1.000.000 ( 1/6 dari harga transfer Rp 6.000.000)
Jurnal eliminasi yang dibuat :
Harga pokok
penjualan
Rp 1.000.000
Persediaan
Rp 1.000.000
Kertas kerja eliminasi yang dibuat
oleh Fren tahun 2007 sebagai berikut :
(dalam ribuan)
|
Fren
|
100% Smart
|
Penyesuaian dan Eliminasi
|
Konsolidasi
|
|
Laporan laba rugi
Penjualan
H.pokok penjualan
Laba kotor
Neraca
Persediaan
|
Rp 36.000
30.000
Rp 6.000
|
Rp 37.500
30.000
Rp 7.500
Rp 6.000
|
a.
36.000
b.
1.000
|
a.
36.000
b.
1.000
|
Rp 37.500
25.000
Rp 12.500
Rp 5.000
|
Debit harga pokok penjualan pada
jurnal eliminasi diatas mengurangi laba dengan peningkatan harga pokok
penjualan konsolidasi, dan kredit mengurangi nilai persediaan dari harga
transfer antar perusahaan menjadi harga perolehan. Dari sudut pandang entitas yang
dikonsolidasikan, persediaan akhir Smart disajikan terlalu besar sejumlah laba
yang belum direalisasi Rp 1.000.000 Oleh karena persediaan akhir yang disajikan
terlalu besar menyebabkan harga pokok penjualan terlalu rendah dan laba bruto
menjadi terlalu tinggi, kesalahan tersebut diperbaiki dengan ayat jurnal kertas
kerja b, yang menambah (debit) harga pokok penjualan dan mengurangi (kredit)
persediaan akhir yang disajikan terlalu besar tersebut. Ayat jurnal eliminasi
ini mengurangi laba bruto konsolidasi sebesar Rp 1.000.000 ( pengaruh pada
laporan laba rugi) dan persediaan akhir konsolidasi sebesar Rp 1.000.000
(pengaruh pada neraca).
METODE EKUITAS Pada tanggal 31 Desember 2007, Fren
menghitung pendapatan investasinya dengan cara yang biasa kecuali bahwa laba
antar perusahaan sebesar Rp 1.000.000 harus ditangguhkan. Dalam ayat jurnal
konsolidasi satu baris Fren, pendapatan dari Smart akan dikurangi dengan laba
yang belum direalisasi dalam persediaan akhir sebesar Rp 1.000.000, karenanya ,
akun investasi pada Smart juga akan dikurangi sebesar Rp 1.000.000.
4.2 Pengakuan Laba yang Belum
Direalisasi dalam Persediaan Awal
Laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir akan
direalisasi ketika barang dagang dijual kepada pihak diluar entitas
konsolidasi. Realisasi terjadi pada periode fiskal berikutnya, sehingga
pengakuan ditunda sampai tahun berikutnya. Pengakuan laba yang belum
direalisasi mengharuskan kredit pada harga pokok penjualan pada kertas kerja
karena jumlah persediaan tercermin dalam harga pokok penjualan jika sistem
perpetual yang digunakan. Berikut ini contoh kasus untuk transaksi pengakuan
laba yang belum direalisasi pada persediaan awal. Contoh transaksi masih
melanjutkan kasus 1 dan 2 diatas.
Contoh kasus 3,
Selama tahun 2008 Fren Corporation menjual
barang dagang senilai Rp 40.000.000 kepada Smart Company dengan harga Rp
48.000.000 dan Smart menjual 75% dari barang dagang tersebut dengan harga
Rp 45.000.000, Smart juga menjual barang dagang dari persediaan awalnya (harga
perolehan Rp 6.000.000) kepada para pelanggannya dengan harga Rp 7.500.000.
ayat jurnal yang berhubungan dengan barang dagang yang ditransfPEMBUKUAN
FREN
Persediaan
(+A)
Hutang dagang (+L)
Untuk mencatat pembelian kredit dari entitas lain
|
Rp 40.000
|
Rp 40.000
|
Piutang Usaha – Smart (+A)
Penjualan (R, +SE)
Untuk mencatat penjualan kepada Smart
|
Rp 48.000
|
Rp 48.000
|
Harga pokok penjualan (E, -SE)
Persediaan (-A)
Untuk mencatat harga pokok penjualan kepada Smart
|
Rp 40.000
|
Rp 40.000
|
PEMBUKUAN
SMART ( dalam ribuan )
Persediaan
(+A)
Hutang dagang (+L)
Untuk mencatat pembelian antarperusahaan dari Fren
|
Rp 48.000
|
Rp 48.000
|
Piutang Usaha (+A)
Penjualan (R, +SE)
Untuk mencatat penjualan kepada entitas lain sebesar Rp
45.000.000 dan 7.500.000
|
Rp 52.500
|
Rp 52.500
|
Harga pokok penjualan (E, -SE)
Persediaan (-A)
Untuk m encatat harga pokok
penjualan kepada entitas lain (harga transfer Rp 48.000.000 x 75% yang dijual
dan Rp 6.000.000 dari persediaan awal)
|
Rp 42.000
|
Rp 42.000
|
a) Transaksi penjualan dan pembelian oleh Fren dan Smart
sebagai entitas konsolidasi berakibat pada akhir tahun 2008, Smart masih
memiliki persediaan akhir sebesar 25% yaitu sebesar Rp 12.000.000 (Rp
48.000.000 x 25%) karena Smart baru menjual barang dagangan yang dibeli dari
Fren sebanyak 75%. Persediaan akhir Smart tahun 2008 termasuk laba yang belum
direalisasi sebesar Rp 2.000.000 {Rp 12.000.000 – (Rp 12.000.000/1,2 harga
transfer)} atau nilai persediaan akhir harga transfer (fren) Rp
10.000.000.
Ayat jurnal yang dibuat oleh Fren untuk mengeliminasi
transaksi resiprokal dan mengakui laba yang sebelumnya ditangguhkan dari
persedian awal tahun adalah sebagai berikut :
a. Mengeliminasi transaksi penjualan
dan pembelian antarperusahaan
Jurnal yang dibuat :
Penjualan
Rp 48.000.000
Harga pokok
penjualan
Rp 48.000.000
b. Mengakui laba dari persediaan awal
yang sebelumnya ditangguhkan
Jurnal yang dibuat :
Investasi
dalam
Smart
Rp 1.000.000
Harga pokok
penjualan
Rp 1.000.000
c. Mengeliminasi laba antarperusahaan
pada persediaan akhir (laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir
Jurnal yang dibuat :
Harga pokok
penjualan
Rp 2.000.000
Persediaan
Rp 2.000.000
Kertas kerja eliminasi yang dibuat
oleh Fren tahun 2008 sebagai berikut :
(dalam ribuan)
|
Fren
|
100% Smart
|
Penyesuaian dan Eliminasi
|
Konsolidasi
|
|
Laporan laba rugi
Penjualan
H.pokok penjualan
Laba kotor
Neraca
Persediaan
Investasi dalam Smart
|
Rp 48.000
40.000
Rp 8.000
XXX
|
Rp 52.500
42.000
Rp 10.500
Rp 12.000
|
a.
48.000
c.
2.000
b.
1.000
|
a.
48.000
b.
1.000
c.
2.000
|
Rp 52.500
35.000
Rp 17.500
Rp 10.000
|
Ayat jurnal kertas kerja a dan c pada dasarnya sama seperti
ayat jurnal untuk tahun 2007. Tujuannya adalah untuk mengeliminasi pembelian
dan penjualan antar perusahaan dan menangguhkan laba yang belum direalisasi
dalam persediaan akhir. Dari sudut pandang konsolidasi, kelebihan persediaan
awal sebesar Rp 1.000.000 menyebabkan harga pokok penjualan dalam tahun
2008 menjadi terlalu besar. Ayat jurnal b mengakui laba yang sebelumnya
ditangguhkan (tahun 2007) dengan mengurangi harga pokok penjualan konsolidasi
dan karenanya meningkatkan laba bruto konsolidasi. Debit akun investasi dalam
Smart merupakan penyesuaian untuk ayat jurnal konsolidasi satu baris yang
mengurangi akun investasi pada Smart tahun 2007 untuk menangguhkan laba yang
belum direalisasi dalam persediaan akhir tersebut. Contoh tersebut diatas tidak
mencakup pengaruh transaksi persediaan antar perusahaan terhadap perhitungan
hak minoritas atau terhadap akuntansi perusahaan induk menurut metodee ekuitas.
4.3 PENJUALAN DOWN STREAM
(ARUS KE BAWAH) DAN UPSTREAM (ARUS KE ATAS)
Penjualan oleh perusahaan induk kepada perusahaan anaknya
akan meningkatkan penjualan, harga pokok penjualan dan laba kotor perusahaan
induk tetapi tidak mempengaruhi laba perusahaan anak sampai barang dagang
tersebut dijual kepada entitas luar. Berikut ini akan diilustrasikan
penangguhan laba antar perusahaan atau laba yang belum direalisasi atas
penjualan downstream.
4.4 PENANGGUHAN
LABA ANTARPERUSAHAAN DALAM PERIODE PENJUALAN ANTARPERUSAHAAN
Contoh kasus 4,
Park Corporation mempunyai 90% saham berhak suara Sori Corporation. Laporan
laba rugi terpisah Park dan Sori untuk tahun 2006, sebelum mempertimbangkan laba
yang belum direalisasi, adalah sebagai berikut :
|
Park Corp
|
Sori Corp
|
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba Kotor
|
Rp 100.000
(60.000)
40.000
|
Rp 50.000
(35.000)
15.000
|
Beban
|
15.000
|
5.000
|
Laba Operasi
|
25.000
|
10.000
|
Laba dari Sori
|
9.000
|
-
|
Laba Bersih
|
34.000
|
10.000
|
Transaksi selama tahun 2006 adalah sebagai berikut :
- Penjualan
Park kepada Sori sebesar Rp 15.000 dengan laba sebesar Rp 6.250.
- Persediaan
Sori per 31 Desember 2006, termasuk 40% barang dagang dari transaksi
antarperusahaan.
Pada pembukuan yang terpisah Park mengambil bagiannya atas
laba Sori dan menangguhkan pengakuan laba yang belum direalisasi dengan membuat
ayat jurnal berikut :
Investasi dalam
Sori
Rp 9.000
Laba dari Sori
Rp 9.000
Laba dari
Sori
Rp 2.500
Investasi dalam
Sori
Rp 2.500
Ayat jurnal kedua pada pembukuan Park mengurangi laba dari
Sori yaitu dari Rp 9.000 menjadi Rp 6.500. Oleh karena bagian Park hanya
sebesar Rp 9.000 (kepemilikan 90%) maka beban hak minoritas pada kertas kerja
Park dicatat sebesar Rp 1.000.
Jurnal elimasi yang dibuat oleh Park per 31 Desember 2006
untuk mengeliminasi akun resiprokal adalah sebagai berikut :
Jurnal eliminasi :
- Mengeliminasi
penjualan dan pembelian resiprokal
Jurnal :
Penjualan
Rp 15.000
Harga pokok penjualan
Rp 15.000
- Mengeliminasi
laba antarperusahaan dari harga pokok penjualan dan persediaan
Jurnal :
Harga pokok
penjualan Rp
2.500
Persediaan
Rp 2.500
- Mengeliminasi
laba investasi dan menyesuaikan akun investasi dalam Sori per 1 Januari
2006 (dalam laporan konsolidasi tidak boleh ada laba atas transaksi
antarperusahaan afiliasi)
Jurnal :
Laba dari
Sori
Rp 6.500
Investasi dalam Sori
Rp 6.500
KERTAS
KERJA PARK DAN PERUSAHAAN ANAK, SORI
UNTUK
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006
|
Park
|
90%
Sori
|
Penyesuaian dan Eliminasi
|
Laporan
Konsolidasi
|
|
Laporan laba rugi
Penjualan
Laba dari Sori
H.pokok penjualan
Beban
Beban hak minoritas
( Rp 10.000 x 10%)
Laba Bersih
Neraca
Persediaan
Investasi dalam Sori
|
Rp 100.000
6.500
(60.000)
(15.000)
Rp 31.500
XXX
|
Rp 50.000
(35.000)
(5.000)
Rp 10.000
Rp 7.500
|
a. 15.000
b. 6.500
c. 2.500
|
a. 15.000
b. 2.500
c. 6.500
|
Rp 135.000
( 82.500)
( 20.000)
( 1.000)
Rp 31.500
Rp 5.000
|
4.5 PENGAKUAN LABA
ANTARPERUSAHAAN ATAS PENJUALAN KEPADA ENTITAS LUAR
Contoh Kasus 5,
Barang dagang yang diperoleh dari park selama tahun 2006 dijual oleh Sori pada
tahun 2007, asumsi tidak ada transaksi antarperusahaan antara Park dan Sori
selama tahun 2007. Laporan laba rugi terpisah tahun 2007 sebelum
mempertimbangkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan awal Sori sebesar
Rp 2.500 adalah sebagai berikut :
|
Park Corp
|
Sori Corp
|
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba Kotor
|
Rp 120.000
(80.000)
40.000
|
Rp 60.000
(40.000)
20.000
|
Beban
|
20.000
|
5.000
|
Laba Operasi
|
20.000
|
15.000
|
Laba dari Sori
|
13.500
|
-
|
Laba Bersih
|
33.500
|
15.000
|
Laba operasi Park tahun 2007 tidak
dipengaruhi oleh laba yang belum direalisasi dalam persediaan Sori per 31
Desember 2006. Namun laba Sori tahun 2007 terpengaruh karena persediaan
awal Sori lebih saji Rp 2.500 demikian pula untuk harga pokok penjualan. Dari
sudut pandang Park laba investasinya akan dicatat dan disesuaikan sebagai
berikut ;
Investasi dalam
Sori
Rp 13.500
Laba dari Sori
Rp 13.500
( Mencatat laba investasi dari Sori )
Investasi dalam Sori
Rp 2.500
Laba dari
Sori
Rp 2.500
( Untuk mencatat realisasi laba dari penjualan
antarperusahaan tahun 2006 kepada Sori)
Pada akhir tahun 2007 ayat jurnal
diatas akan meningkatkan investasi dalam Sori dari Rp 13.500 menjadi Rp 16.000
dan laba bersih Park dari Rp 33.500 menjadi Rp 36.000.
Berikut ini jurnal eliminasi dan
kertas kerja konsolidasi Park dan Sori :
- Menyesuaikan
atau mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan.
Jurnal :
Investasi dalam
sori
Rp 2.500
Harga pokok
penjualan
Rp 2.500
- Mengeliminasi
laba investasi dan menyesuaikan akun investasi ke dalam saldo awal.
Jurnal :
Laba dari
Sori
Rp 16.000
Investasi dalam
Sori
Rp 16.000
SEBAGIAN KERTAS KERJA PARK CORPORATION DAN PERUSAHAAN ANAK,
SORI CORPORATION
UNTUK
TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
|
Park
|
Sori
|
Penyesuaian dan eliminasi
|
Laporan Konsolidasi
|
|
Debet
|
Kredit
|
||||
Laporan laba rugi
Penjualan
|
Rp 120.000
|
Rp 60.000
|
|
|
Rp 180.000
|
Laba dari Sori
|
16.000
|
|
b. 16.000
|
|
|
H.pokok penjualan
|
(80.000)
|
(40.000)
|
|
a. 2.500
|
(117.500)
|
Beban
|
(20.000)
|
( 5.000)
|
|
|
(
25.000)
|
Beban hak minoritas (Rp
15.000x10%)
|
|
|
|
|
( 1.500)
|
Laba bersih
|
Rp 36.000
|
Rp 15.000
|
|
|
Rp 36.000
|
Neraca
Investasi dlm Sori
|
XXX
|
|
a.
2.500
|
b.
16.000
|
|
4.6 LABA
YANG BELUM DIREALISASI DARI PENJUALAN UPSTREAM
Penjualan oleh anak perusahaan
kepada induk perusahaannya akan meningkatkan penjualan, harga pokok penjualan
dan laba kotor anak perusahaan, tetapi tidak memengaruhi laba operasi induk
sampai barang dagang dijual kembali kepada entitas lain. Laba bersih induk
perusahaan dipengaruhi, karena induk perusahaan mengakui bagiannya atas
pendapatan anak perusahaan berdasarkan metode ekuitas. Jika anak perusahaan
penjual adalah perusahaan afiliasi yang dimiliki 100%, induk perusahaan
menangguhkan 100% dari laba yang belum direalisasi pada tahun terjadinya
penjualan antar perusahaan. Jika anak perusahaan adalah perusahaan afiliasi
yang hanya dimiliki sebagian, induk perusahaan juga hanya menangguhkan sebatas
bagiannya atas laba anak perusahaan yang belum direalisasi.
4.7 Penangguhan Laba Antar Perusahaan Dalam Periode
Penjualan Antar Perusahaan
Diasumsikan bahwa Salt Corporation
(perusahaan anak) menjual barang dagang, yang dibeli seharga Rp 7.500.000,
kepada Park Corporation (perusahaan induk) dengan harga Rp 20.000.000 selama
tahun 2006 dan menjual 60% dari barang dagang tersebut kepada pihak luar dengan
harga Rp 15.000.000 pada akhir tahun laba persediaan yang belum direalisasi
sebesar Rp 5.000.000 (harga perolehan sebesar Rp 3.000.000 tetapi dimasukkan
dalam persediaan Park sebesar Rp 8.000.000). Jika Salt melaporkan laba bersih
tahun 2006 sebesar Rp 50.000.000, bagian Park diakui seperti dalam Peraga
dibawah ini. Peraga tersebut membandingkan konsolidasi satu baris atas
kepemilikan 100% dan kepemilikan sebesar 75% pada perusahaan anak.
Seperti diilustrasikan, Jika Park mencatat 100% dari
pendapatan/laba Salt berdasarkan metode ekuitas, Park harus mengeliminasi 100%
dari setiap laba yang belum direalisasi yang termasuk dalam laba tersebut. Jika
Park hanya mencatat 75% dari laba Salt berdasarkan metode ekuitas, Park harus
mengeliminasi hanya 75% dari laba yang belum direalisasi yang termasuk dalam
laba Salt tersebut. Pada kedua kasus, semua laba yang belum direalisasi yang
dicatat oleh Park dieliminasi dari akun laba dan investasi.
(dalam
ribuan)
Bagian A
Jika Salt adalah anak perusahaan yang dimiliki 100%
|
Investasi pada Salt
(+A)
50.000
Laba dari SaltR,+SE)
5.000
Untuk
mencatat 100% pendapatan Salt yang
dilaporkan
sebagai pendapatan dari anak perusahaan.
Laba
dari Salt
(-R,-SE)
5.000
Investasi pada
Salt
5.000
Untuk
menangguhkan 100% laba persediaan yang
Belum
direalisasi yang dilaporkan Salt sampai direalisasi.
Ayat
jurnal tunggal sebesar Rp 45.000
[(50.000
- 5.000) x 100%] dapat juga digunakan.
|
Bagian
B
Jika
Salt adalah anak perusahaan yang dimiliki 75%
|
Investasi
pada Salt
(+A)
37.500
Laba dari Salt
(R,+SE)
37.500
Untuk
mencatat 75% pendapatan/laba Salt yang dilaporkan
sebagai
pendapatan/laba dari anak perusahaan.
Laba
dari Salt
(-R,-SE)
37.500
Investasi pada Salt
(-A)
37.500
Untuk
menangguhkan 75% laba persediaan yang belum
direalisasi
yang dilaporkan Salt sampai direalisasi.
Ayat
jurnal tunggal sebesar Rp 33.750
[(50.000
- 5.000) x 75%] dapat juga digunakan.
|
PARK DAN ANAK PERUSAHAAN, SALT (KEPEMILIKAN 75%)
SEBAGIAN KERTAS KERJA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 (DALAM RIBUAN)
|
|||
Penyusaian dan
Eliminasi
Laporan
Park 75% Salt
Debit
kredit
Konsolidasi
|
|||
Laporan laba rugi
Penjualan
Rp250
Rp150
a
20
Rp380
Pendapatan dari
Salt
33,75
c 33,5
Harga pokok penjualan
(100)
(80)
b
5 a
20
(165)
Beban-beban
(50)
(20)
(70)
Beban hak minoritas
[($50.000-$5.000)x25%]
(11,25)
Laba
bersih
Rp133,75 Rp 50 Rp
133,75
Neraca
Rp 10
b
5
Rp 5
Investasi pada
Salt
XXX
c
33,75
|
|||
a.
Mengeliminasi penjualan resiprokal
dan harga pokok penjualan
b.
Menyesuaikan harga pokok penjualan
dan persediaan akhir atas dasar harga perolehan
c.
Mengeliminasi pendapatan investasi
dan menyesuaikan akun investasi pada Salt menjadi saldo awal periode.
|
No comments:
Post a Comment