Thursday, October 10, 2013

PERILAKU KEORGANISASIAN : MOTIVASI

Lagi lagi deadline karena PLN merenggut hak untuk menikmati listrik  dan rumah kena serangan laron... pffftt

Langsung saja review matkul perilaku organisasi waktu lalu..

Bicara tentang motivasi, tentu saja kita bicara tentang seorang individu yang memiliki tujuan. Motivasi sendiri adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.

Untuk mendapatkan motivasi yang tinggi ada 3 hal yang harus kita perhatikan yaitu:
1. intensitas 2. arah 3. ketekunan

Semangat yang besar akan muncul berkat ke-3 elemen tersebut.

Saat ini, terdapat beberapa teori-teori motivasi yang berkembang, yaitu:

Teori hierarki kebutuhan Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan Abraham Maslow.Dia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri. Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas.erbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
Menurut saya teori ini paling logis diantara teori lain, karena bagi saya motivasi akan muncul ketika kita membutuhkan sesuatu..

Teori X dan teori Y Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.
1. Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya. 2. Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
3. Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga. 4. Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
 Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
1. Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
2. Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
3. Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab.Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen. 

Herzberg (Teori Dua Faktor)
·         faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang,
Contoh :  pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.
·         faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Contoh : status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya,
C.      Victor H. Vroom (Teori Harapan )
·         jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Contoh : 
ü  penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.
ü  Para siswa memiliki harapan-harapan tertentu setelah menye­lesaikan pelajaran, atau tugas, . Guru perlu mem­berikan harapan-harapan tertentu untuk menggugah motivasi belajar siswa.
D.     McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan untuk memperoleh kepuasan dalam penguasaan perilaku yang menantang, dan sulit.
Contoh :
ü  Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit.
ü  Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku.
ü  Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri.
ü  Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain.
ü  Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.
E.      Clyton Alderfer (Teori “ERG)
·         E = Existence (kebutuhan akan eksistensi)
Contoh : kebutuhan primer dan kebutuhan keamanan
·         R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain)
Contoh :  - kebutuhan sosial  untuk diterima oleh orang lain,perasaan di hormati
                  -kebutuhan akan status seseorang
·         G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Contoh  : kebutuhan akan aktualisasi diri tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata

No comments: