Thursday, September 19, 2013

PERILAKU KEORGANISASIAN II

Pada kuliah di pertemuan yang kedua, dosen menyampaikan beberapa materi kuliah tentang pengertian presepsi, faktor-faktor presepsi, hubungan presepsi dengan pengambilan keputusan, hingga Diversity in Organization.

Karena banyak ingatan yang expired jadi ada beberapa tambahan dari browsing dan tidak sepenuhnya yang disampaikan dosen.


Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka (wikipedia).
Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat.


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :
  1. Pelaku persepsi : penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka. Contoh-contoh seperti seorang tukang rias akan lebih memperhatikan kesempurnaan riasan orang daripada seorang tukang masak, seorang yang disibukkan dengan masalah pribadi akan sulit mencurahkan perhatian untuk orang lain, dls, menunjukkan bahwa kita dipengaruhi oleh kepentingan/minat kita. Sama halnya dengan ketertarikan kita untuk memperhatikan hal-hal baru, dan persepsi kita mengenai orang-orang tanpa memperdulikan ciri-ciri mereka yang sebenarnya.
  2. Target : Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan membentuk cara kita memandangnya. Misalnya saja suatu gambar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang oleh orang yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan secara bersama-sama pula. Contohnya adalah kecelakaan dua kali dalam arena ice skating dalam seminggu dapat membuat kita mempersepsikan ice skating sebagai olah raga yang berbahaya. Contoh lainnya adalah suku atau jenis kelamin yang sama, cenderung dipersepsikan memiliki karakteristik yang sama atau serupa.
  3. Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlalu ‘terlihat’ oleh laki-laki bila ia berada di mall, namun jika ia berada dipasar, kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki akan memandangnya

Dalam pengambilan keputusan sendiri persepsi sangatlah berpengaruh karena perlunya data yang diterima perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Misalnya, data mana yang relevan dengan pengambilan keputusan. Persepsi dari pengambil keputusan akan ikut menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai hubungan yang besar pada hasil akhirnya.

Dalam dunia bisnis sendiri, seorang CEO memerlukan pengambilan keputusan berdasarkan visi dan misi perusahaan yang menyangkut dengan customer, profit, system, dan learning & growth.
Untuk sebuah sistem sendiri harus disesuaikan sengan bidang apa yang perusahaan geluti.

Di Ilmu perilaku keorganisasian sendiri kita mendapatkan ilmu manejerial, ilmu psikolagi, etika, ekonomi, dan kesehatan.

Keragaman dalam organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting saat ini. Dengan keragaman, organisasi dapat memperoleh berbagai pandangan, kemampuan, dan berbagai hal untuk mengatasi permasalahan organisasi atau perusahaan, dan dapat juga meningkatkan efektivitas perusahaan.
Keragaman dalam organisasi bukanlah sekadar beragam dalam umur, suku, atau kemampuan. Ini barulah keragaman tingkat awal dalam organisasi.

Tingkat Keragaman Dalam Organisasi

Terdapat dua tingkat keragaman dalam organisasi. Pertama, yaitu surface-level diversity (keragaman tingkat permukaan), yaitu perbedaan dalam karakteristik yang dapat secara mudah dipersepsikan, misalnya jenis kelamin, ras, suku, umur, atau disabilitas, yang tidak begitu merefleksikan bagaimana orang berpikir atau merasa, tapi dapat mengaktivasi stereotipe tertentu.
Kedua, yaitu deep-level diversity (keragaman tingkat dalam), yaitu perbedaan dalam nilai, kepribadian, dan keinginan kerja yang dapat menjadi semakin penting dalam penentuan kesamaan sebagaimana orang mengenal satu sama lain lebih baik.

Ada beberapa perusahaan yang tidak menggunakan hal-hal mengenai disversity. Seperti perusahaan celana dalam wanita yang hanya memperkerjakan wanita yang berusia 17 tahun ke atas karena mereka mengerti kehalusan dan kenyamanan seperti apa pada apa yang mereka pakai. Namun karena para pegawai di perusahaan tersebut seragam yaitu wanita semua, mereka mendapatkan beberapa masalah karena sifat alamiah wanita.

Intinya perbedaan itu membuat kita saling mengisi :)



1 comment:

Tiana said...

Karena belum tentu orang yang memiliki ras, suku yang sama memiliki pemikiran dan perasaan yang sama. Terimakasih atas tulisannya, sangat membantu ^^